Selasa, September 09, 2008

KEHILANGAN adalah UNTUK MENEMUKAN yang LAIN

Bandung, 9 September 2008 (hueee, ngantuk. semoga isinya tak melantur)


Lagi-lagi tentang kehilangan. Kehilangan yang pernah dirasakan semua orang. Kehilangan yang pasti dirutuki setiap orang yang merasa marah karena kehilangan. Termasuk saia. Tapi, apa setiap orang pernah tahu kalau kehilangan adalah menemukan yang lain ??? (saia rasa.. tidak setiap)

Saia yakin. Banyak banget temen2 saia yang akan mengira, kalau pelajaran kehilangan adalah pengalaman pribadi saia kehilangan seseorang yang saia cintai. Mungkin mereka akan mengira itu 'Sunny', seseorang yang namanya pernah rutin saia tulisi di bulbo2 atau blog.

But, tahukah kalian ? Bahwa tak seorang pun yang mengajarkan kehilangan pada saia, sebelum 'dia'. Gak ada yang akan mengira, bahwa saia diajarkan tentang kehilangan oleh makhluk Allah yang tidak jauh lebih hebat dari manusia. Yang bahkan, untuk makan saja 'dia' bergantung pada saia. Untuk tidur saja, butuh saia selimuti. Dia bahkan tidak berdaya jika tidak ada yang merawatnya.

Namun, saia tetap gak bisa pungkiri bahwa makhluk lucu nan berbulu di sekujur tubuhnya dengan suara mengeong adalah makhluk yang akan mengajarkan pada saia tentang kehilangan. Sampai saat ini. Makhluk bernama kucing itu, mendewasakan saia dengan kematiannya. Pasti, gak ada yang mengira.



NINO umur 8 bulan

Yah, kucing itu namanya Nino. Ibunda Nino adalah kucing liar yang suka nebeng makan di rumah saia. Atau mungkin, Ibundanya memang naksir sama kucing saia yang namanya Molly. Jadi, sewaktu Ibunda Nino hamil... mau tidak mau, saia merasa bertanggung jawab. Saia pikir, mungkin itu anak Molly juga. Jadi, semenjak Ibunda Nino hamil, saia dan keluarga saia mulai memberinya makanan yang lebih baik, ketimbang dia makan di tong sampah.

Beberapa minggu kemudian. Ibunda Nino melahirkan dua ekor anak kucing. Keduanya jantan (sukur.. karena keluarga saia tidak suka kucing betina) dan lucu-lucu, meski agak kurang sehat. Ibundanya tidak mau menjilati anak2nya setiap hari. Jadi, waktu anak2 kucing itu sudah cukup umur untuk dipegang manusia, saia ngga menyia-nyiakannya.

Tiap pagi, saia menyiapkan makanan untuk kedua anak kucing itu.. yang besarnya -masing2- hanya sekepalan tangan saia. Kucing yang amat kecil. Melihat saia memberi makan dan menyentuh anaknya, Ibunda kucing itu marah dan mulai mengeong meneriaki anaknya.

Salah satu dari dua anak kucing itu, memilih mengabaikan induknya dan malah mendatangi saia. Dengan langkah tertatih-tatih, dengan mata yang belum membuka sempurna, dengan suara yang lebih mirip anak ayam. Kucing itulah yang kemudian saia beri nama NINO. Adik Nino satu2nya diberi nama LOMIE.

...singkat cerita...


LOMIE umur 5 bulan

Sembilan bulan mereka -NINO dan LOMIE- bersama saia, mereka tumbuh semakin besar dan semakin sehat. Dan sang Ibunda pun sudah menyapih mereka. Kedua kucing itu menjadi kesayangan dan pusat perhatian di keluarga saia. Terlebih NINO. Karena dia jauuuuh lebih penurut daripada LOMIE. Dia akan senang hati tidur di atas tubuh kita, ataupun kita peluk tanpa terbangun. Dia bisa mengeong manja dan bercengkrama bersama keluarga saia. NINO lebih dekat dengan manusia. LOMIE memilih untuk hidup menjadi kucing liar, bermain di dunia luar.

Suatu ketika, musim hujan datang. Kucing2 kecil berumur sembilan bulan itu mulai 'diamankan' dari serangan hujan. Mudah untuk NINO, tapi.. untuk LOMIE yang sama sekali antipati dengan manusia itu sulit. Jadilah, NINO yang dikurung di rumah. Sementara LOMIE diberi tempat di bengkel belakang rumah. Sayangnya, LOMIE sering histeris jika mendengar suara petir atau hujan lebat, dia akan berlari ke sekeliling kebun. Di bawah hujan. Alhasil, esok harinya. LOMIE sakit flu dengan sukses. Flu parah, sama sekali ngga bisa makan. hanya bersin.

Ikatan bathin antara NINO dan LOMIE, ngebuat NINO merawat LOMIE pas dia sakit. NINO menjilati kepala LOMIE dan terus tidur di sampingnya. Biarpun disuruh masuk ke dalam rumah, dia terus mengeong minta keluar bersama saudaranya. Dan jadilah, kedua kucing kecil itu sakit. FLU PARAH. Ngga ada yang mau makan, minum obat. Mereka hanya tidur terus.

Dan segala cara pun dilakukan untuk kesembuhan mereka. Semua pengobatan yang sama dan perawatan yang sama. Hanya saja, NINO yang sejak lahir sulit makan, tidak sembuh secepat LOMIE yg doyan makan. Sementara Lomie sudah berlari riang ke sekeliling pekarangan, NINO masih diam dan menggigil kedinginan. Tidak mau makan. Tidak mau masuk ke dalam rumah. Terus dan terus saja muntah. Tanpa makan.

Mungkin keluarga saia -mama terutama- sudah lelah melihat NINO yang tidak ada kemajuan. Tidak mau makan dan akhirnya lama sembuh. Dan saia yang sedang sibuk-sibuknya kuliah karena sedang musim ujian tengah semester, tidak punya cukup waktu untuk merawatnya. Dan saia menyesalinya sampai seumur hidup saia, ketika saia pergi hari itu. 17 Maret 2008. Saia pergi karena hari itu saia ada ujian. Hari itu saia tidak ingin pergi. Hari itu terakhir kali saia melihat NINO sebelum saia pergi berangkat kuliah. Tatapannya seperti bilang, " Sudah, kuliah saja. Aku baik2 di sini.". Dan saia berangkat.

Sepulang kuliah saia tidak menemukan NINO yg terdiam meringkuk di ujung bengkel. Mama bilang, dia keluar. Saia kemudian mencarinya, NIHIL. Terus mencarinya seadanya waktu yang saia punya, memimpikannya tiga malam berturut-turut. Dalam mimpi itu, NINO sudah sembuh.

Tiga hari kemudian, mama.. (mungkin karena ngga tega ngeliat saia mulai depresi lagi -saia sangat teramat mudah depresi-) mulai membantu saia mencari NINO yang hilang. keseluruh penjuru kompleks. ke mana pun. Saat itu, setelah bermimpi tiga hari tentang NINO, sejujurnya saia sudah menyerah. Saia rasa, Tuhan lebih sayang padanya dibandingkan saia. Namun, rasanya saia ingin tetap terus berharap. Kenapa saia begitu ? karena saia sangat menyayanginya. Saia merawatnya sebelum dia lahir, sampai dia lahir dan berumur sembilan bulan. Lalu dia hilang, karena saia terlalu sibuk kuliah. SAIA BENAR2 MENYALAHKAN DIRI SAIA!!!

Seminggu telah genap. Saia tetap berusaha mencari, meski hilang harapan. Kabar yang saia dapatkan mungkin memang yang terbaik. bagi NINO. meski pahit bagi saia. Nino diketemukan, tak bernyawa. Saat itu, rasanya saia mau mati. (baca : ttg NINO)

***

Setelah kematian NINO, hidup saia kayaknya kacau banget. Ujian saia nilainya anjlok. Tiap pulang kuliah saia menangis, gamau makan. Rasanya benar2 sendiri (padahal teman banyak). Saia hidup selama sebulan dengan begitu. Bukan hanya menangisi kematian NINO, saia terus menyalahkan diri saia, menyalahkan LOMIE yg menularinya, menyalahkan apapun yang bisa disalahkan.

Sampai, lalu.. kebiasaan saia memandangi foto Nino sebelum tidur membuat saia sadar. Nino bahagia di sana. (daripada di sini bersama saia). Dan gak ada yang salah dengan kematian. Kematian hanya jalan untuk berada di kehidupan yang berbeda.

Mungkin kalian bakal bilang, "Ngapain sih, cuma kucing aja ampe segitunya?"
Oke, mungkin kalian ngga tau, kenapa saia begituuuu sayang sama NINO. meskipun dia HANYA seekor kucing, kucing kampung lagi!

Begini, Nino lahir saat saia sedang merasa sendirian. Gak punya teman dan dikhianati oleh orang yang saia pikir sahabat saia. (namanya tentu Melina). Setiap kali saia ingin menangis, karena sakit hati oleh sikap Melina dan seseorang yg ngaku2 'kakak' saia, saia bermain dengan Nino dan Lomie. Dan saia tertawa, melupakan sejenak rasa sakit hati itu. Sampai sembilan bulan berlalu. Dunia saia berguncang lagi. Nino MATI. saia menangis lagi. menutup hati untuk yang namanya kebahagiaan. (waktu itu, saia ngga percaya kalau di dunia ada kebahagiaan. tokh, menemukan hanya untuk kehilangan lagi. jadi buat apa?)

Tapi, saia benar2 belajar banyak dari kematian Nino. Jika Nino hadir untuk mengobati sakit hati saia pada Melina dan Dade. Lalu Melina dan Dade dihadirkan untuk melupakan sakit hati saia pada vrdy. Berarti, masih ada yang akan saia temukan setelah Nino.(dan benar, Lomie masih sehat sekarang, bersama saia. umurnya sudah setahun lebih). Lalu, saia mulai melupakan sakit hati. Saia mulai bisa memaavkan Melina dan Dade. Merelakan kepergian NINO. Nino mengajarkan saia memaavkan.

"memaavkan adalah melupakan hal yang menyakitkan dan melanjutkannya dengan kebahagiaan sendiri. (amanda ford)"

dan lalu, saia mulai mencari kebahagiaan saia. Menyadari keberadaan orang2 yg selama saia sedih selalu di samping saia. Menyeka airmata saia, membiarkan saia bersandar di pundaknya atau sekedar mendengarkan celotehan keluh kesah saia. Lama sekali saia melupakan mereka. Terlarut dalam rasa sakit yang saia buat sendiri. Akhirnya saia memilih untuk menghadapi kehilangan. Meski saia pun tetap takut dan kadang ragu. Bahkan kadang terpaksa mundur lagi.

namun, sampai hari ini... saia masih meyakini : KEHILANGAN ADALAH UNTUK MENEMUKAN YANG LAIN !!!

1 komentar:

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Efek Rumah Kaca - Kamar Gelap

Labels