di Balik Jendela
Tadi malam, saya mengintip lewat jendela. Mendapati bulan yang tinggal separuh sedang terjaga. Melihatnya menatap langit yg telah dimilikinya dengan senyuman bahagia.
Di balik jendela, saya meringis. Hati saya miris dan saya ingin menangis. Tapi lalu, saya memilih mengingkari hati (lagi). Ikut tersenyum meski kelu tak mau pergi.
Jendela lalu menutup tirainya. Bertanya tentang bagaimana hati saya.
"Sakit. Pahit." saya menjawab terbata. Dia hanya tersenyum menanggapinya.
"Aku pun dulu begitu."
Lalu dia bercerita, tentang luka yang tak terhapus waktu. Saya terdiam dan ikut pilu.
"Tak perlu begitu", dia berkata.
"Karena tak semua hal yang kita inginkan akan menjadi kenyataan." tutupnya.***
*untuk JENDELA
**untuk bulan jika kau juga baca.
_di balik jendela. bandung, 25/sept/08 @ 08.10 (judul terinspirasi dari "Cinta Brontosaurus-Dikung)_
"Jangan hanya terpaku pada malam dan siang. Kau juga akan melihat luasnya dunia. Kau akan menemukan tempat kau akan kembali kelak, dan tempat kau memulai lagi. Bukalah tiraiku lebar-lebar dan biarkan panah hujan segarkan jiwamu yang lelah."
=)