purnama di balik jendela
Coba sibak tirai jendelamu
tengadah sebentar ke langit sana
nikmati jenak yang dulu kamu puja
lihat purnama yang terdiam gagu.
Sebentar saja, kupinjam waktumu
untuk melihat bulan yang menyala
di langit yang masih sama
meski jika ceritanya telah menyemu.
Aku juga sedang memandanginya
ditemani seulas senyum hampa
mengulang kata "jarak" untuk kesekian kalinya
meraba "maya" untuk mengerti "nyata".
Dan (jikalau) kamu juga menatapnya
mungkin hanya diam tanpa merasa,
mungkin cuma tersenyum tanpa makna,
mungkin bagimu cuma nostalgia.
Tapi, paling tidak kamu tahu
bahwa di belahan lain bumi ini
ada yang menatap purnama setiap kali,
karena dengan begitu kurasa melihatmu.
nyata.
3 komentar:
menulisnya sepenuh hati, kak Dimaz.. ^^
di FB pun banyaaak bener yang suka :D
katanya bait terakhirnya yang terasa universal..
huehehe.. :D
thx to read yaaah ;)