Senin, September 01, 2008

Finding My Nimo...

Bandung, 1 September 2008 (memasuki 2 Ramadhan 1429)


membaca ulang CINTAPUCCINO...
yang keempat kali. EMPAT KALI !!
menonton filmnya 2kali..
dan bodohnya saia, saia baru menyadari..
bahwa akhirnya BENAR Arrahmi mendapatkan obsesinya selama sepuluh tahun itu.(belum menyadari dalam bukunya)
.
(how can i so stupid?)
.
tiba2 saia...(lagi2) membandingkan cerita itu dengan hidup saia.
yg sesungguhnya tidak sebanding...
tapi, sungguh rasanya... saia juga seperti Arrahmi.
.
Rahmi yang mencari Nimo.
Rahmi yang bertemu Raka yang kemudian mengajarkannya banyak hal.
tentang filosofi buka kado, tentang filosofi kopi (bukan kumcernya dee lestari) dan banyak hal.
.
saia juga begitu...
kalau Rahmi sedang mencari Nimo yg ia tahu siapa..
saia juga sedang mencari 'Nimo', bedanya.. saia belum tahu, siapa 'Nimo' saia.
.
dan jika Rahmi memiliki Raka,
saia juga pernah memilikinya.. meskipun, saia akui saia menyia-nyiakan Raka.
(tapi, entah kenapa.. saia percaya, saia masih punya 'Raka' yg lain karena saia belum punya(atau tahu?) siapa 'Nimo' saia)
.
.
namun, ada satu hal berbeda yg akan saia lakukan jika saia menjadi Arrahmi..
satu hal kecil yang akan membuat perbedaan begitu besar.
.
.
Saia tidak akan memberi kesempatan kedua untuk Nimo...(jika saia punya)
membiarkan seseorang membuat hidup saia ngga berarti, lalu seenaknya dia kembali.
saia ngga mau!
.
biarpun sungguh saia menyayanginya (ataupun cinta, apapun itu)
saia akan melepaskan obsesi itu..
.
bagi saia, akan lebih baik jika bersama Raka..
meskipun dia bukan capuccino yg saia sukai..
meski Raka hanya kopi hitam klasik..(dan saia ngga suka kopi selain capuccino)
saia tak akan melepaskan jejak hari ini, untuk kembali ke jejak masa lalu.
.
.
saia enggan mundur lagi..
bermain-main dengan rasa sakit hati. arah yang belum pasti.
tidak. tidak ingin lagi.
.
dan kamu. kamu. kalian.(atau cuma kamu)
tolong berhenti...
berhenti menghalangi saia untuk maju. just let me go..(mengutip lagu fave Anin)
saia hanya ingin maju. mengganti hidup saia yg kelabu, dengan warna-warna baru.
.
.
Sayangnya..yg menahan saia bukan 'Nimo'... sang obsesi.
Yg menahan saia justru 'Raka'... Raka yg lebih dulu bertemu saia sebelum Nimo.
Raka yg benar2 (saia rasa) yg pernah paling baik thdp saia.
.
-Raka... kamu pasti tau kalau saia sedang membicarakanmu...-
Diposting oleh tyara di 18.55.00 |  
Label: , , ,

1 komentar:

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Efek Rumah Kaca - Kamar Gelap

Labels