Sabtu, Mei 09, 2009

: kepada Tuhan

: dalam kebekuan malam, jejak-jejak sepi menggerus angan

Ada yang tak dapat dipertahankan, biar peluh sudah badan
"Sudah waktunya", Kau berkata ketika saya bertanya
Ya, seperti yang mereka katakan di setiap nasihat mereka untuk saya
Lalu tangan mereka mengusap air mata, memberi kasihan

Saya tidak butuh kasihan, masih banyak harapan
Meski kadang terlupa arah jalan, kehilangan pedoman
Namun saya masih akan bertahan
Tolong, jangan kasihan.

Dan goresan-goresan waktu pada hati
Sudah seperti karat di pagar besi
Menggerogoti, tapi tidak membuat mati
Hanya rapuh barangkali.

Derak-derak hati seperti suara lantai kayu tua
yang enggan diinjak-injak lagi oleh manusia
sebab kaki-kaki itu hanya menyakitinya
datang kemudian berlalu pergi.

Kepada Kau, kumohon ajarkan
bagaimana saya harus menerima kebaikan
melepaskan kesakitan yang saya ciptakan
dirajut dari benang emas dendam tersimpan

Bagaimana bisa mencintai jiwa-jiwa
yang menjaga hati saya
bukan jiwa yang hanya saya pinta keberadaannya
padahal tiada dia dapat dipercaya.

Bandung, 9 Mei 2009.

Diposting oleh tyara di 22.40.00 |  
Label: ,

0 komentar:

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Efek Rumah Kaca - Kamar Gelap

Labels